Ayah Sayang Bunda

Ayah Sayang Bunda
Brlajar Mengerti, Arti Kehidupan

Minggu, 29 April 2012

logo baru imots







Dengan logo baru smoga saudara saudara imots bisa bertambah lebih baik dan lebih banyak salam bikers

Sejarah Sepeda Motor Di Indonesia

http://www.bikersbrotherhoodmc.com/



Selamat datang para blogger..
Salam Brebet untuk para pencinta motor tua..

RABU, 26 JANUARI 2011


Sejarah Sepeda Motor Indonesia

Sejarah ,sepeda, Motor , Indonesia
Sepeda motor memiliki sejarah yang panjang di negeri ini. Sepeda motor sudah hadir sejak negara ini berada di bawah pendudukan Belanda dan masih bernama Hindia Timur, Oost Indie atau East India.

Data yang ada menyebutkan, sepeda motor hadir di Indonesia sejak tahun 1893 atau 115 tahun yang lalu. Uniknya, walaupun pada saat itu negara ini masih berada di bawah pendudukan Belanda, orang pertama yang memiliki sepeda motor di negeri ini bukanlah orang Belanda, melainkan orang Inggris. Dan, orang itu bernama John C Potter, yang sehari-hari bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.

Dalam buku Krèta Sètan (de duivelswagen) dikisahkan bagaimana John C Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.
Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama tiba di negara ini. Itu membuat John C Potter menjadi orang pertama di negeri ini yang menggunakan kendaraan bermotor.
Sepeda motor buatan Hildebrand und Wolfmüller itu belum menggunakan rantai, belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel-kabel listrik.
Sepeda motor itu menyandang mesin dua silinder horizontal yang menggunakan bahan bakar bensin atau nafta. Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan mesinnya.
Foto : Motor buatan Hildebrand und Wolfmüller milik John C Potter setelah direstorasi (1932).

Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan rusak di garasi di kediaman John C Potter. Sepeda motor itu teronggok selama 40 tahun di pojokan garasi dalam keadaan tidak terawat dan berkarat.

Atas bantuan montir-montir marinir di Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan di kantor redaksi mingguan De Motor. Kemudian sepeda motor antik itu diboyong ke museum lalu lintas di Surabaya, yang kini tidak diketahui lagi di mana lokasinya.

Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula. Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton. Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat dilihat dari iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 sampai 1926.

Foto : Peserta Motor Touring Club berfoto di Jalan Braga, Bandung (1914)
Lintas Jawa
Tidak mau kalah dengan pengendara mobil, pengendara sepeda motor pun berupaya membukukan rekor perjalanan lintas Jawa dari Batavia (Jakarta) sampai Soerabaja (Surabaya) yang berjarak sekitar 850 kilometer.

Foto : Frits Sluijmers dan Wim Wygchel berpose sejenak setelah tiba di Surabaya (1917)

Tanggal 7 Mei 1917, Gerrit de Raadt dengan mengendarai sepeda motor Reading Standard membukukan rekor perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu 20 jam dan 45 menit. Sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara bergantian mengendarai sepeda motor Excelsior memperbaiki rekor yang dibukukan Gerrit de Raadt. Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per jam.

Rekor itu tidak bertahan lama. Sembilan hari sesudahnya, 24 Mei 1917, Goddy Younge dengan sepeda motor Harley Davidson membukukan rekor baru dengan catatan waktu 17 jam dan 37 menit, dengan kecepatan rata-rata 48 kilometer per jam.
Rekor itu sempat bertahan selama lima bulan sebelum dipecahkan oleh Barend ten Dam yang mengendarai sepeda motor Indian dalam waktu 15 jam dan 37 menit pada tanggal 18 September 1917, dengan kecepatan rata-rata 52 kilometer per jam.

Melihat rekornya dipecahkan oleh Barend ten Dam, enam hari sesudahnya, 24 September 1917, Goddy Younge yang berasal dari Semarang kembali mengukir rekor baru dengan catatan waktu 14 jam dan 11 menit, dan kecepatan sepeda motor Harley Davidson yang dikendarainya rata-rata 60 kilometer per jam.

Pada awal tahun 1960-an, mulai masuk pula skuter Vespa, yang disusul dengan skuter Lambretta pada akhir tahun 1960-an. Pada masa itu, masuk pula sepeda motor asal Jepang, Suzuki, Honda, Yamaha, dan belakangan juga Kawasaki.

Seiring dengan perjalanan waktu, sepeda motor asal Jepang mendominasi pasar sepeda motor di negeri ini. Urutan teratas ditempati oleh Honda, diikuti oleh Yamaha di tempat kedua dan Suzuki di tempat ketiga.

Motor touring terbaik apakah selalu motor besar?

27FEB
Aku sudah bertemu secara personal dengan 3 World Travellers… Yang pertama tahun lalu adalah Singapore Dream, pasangan Goh dan Samantha, dengan Honda Africa Twin 600 cc, kemudian minggu lalu bertemu dengan Sean Vespa PX 200 cc, dan beberapa hari kemudian bertemu dengan Dan & Claire, dengan motor Yamaha XT 25o. Kalau dilihat motornya Goh, yah pantas, wong boncengan dan bawa barangnya banyak bangets.. itung-2 masing-2 orang dapat jatah 300 cc lah.
Kali ini yuk dikit nyentil versi lokal dari hiruk pikuk replika Long Way Down / Long Way Round…
RING OF FIRE
Ekspedisi Ring of Fire (http://ringoffireadventure.com) pun rencananya menggunakan beberapa motor Kawasaki Dtracker 250 cc. Awalnya rencana berangkat Januari 2011, hingga sekarang belum ada update nya lagi, padahal di websitenya latihannya sudah cukup mantap, dan show perangkat dan mobil support sangat luxurious. Saya pikir motor Dtracker ini sudah pas lah, apalagi kalau memang harus lewat-2 jalan of road. Mungkin jika ada ban standard KLX selalu tersedia di mobil back up mungkin lebih baik.

Dtracker untuk ROF dari KMI

Sudah mulai latihan, tapi nggak mulai-2
Ini proses pemilihan motor oleh ROF:
Motorcycles:
The KLX 150 is an excellent bike for it size and price. It is able to keeps up with its big brother 250cc’s where ever it go. In some conditions the KLX 150 is easier to handle and is more agile. Unfortunately, it is too small to suit our purposes. We approached Kawasaki Motor Indonesia through their corporate secretary Mr.Nugroho and we presented our plan to Mr.Okada (Marketing Director), Mr. Shimada… and Mr.Nugroho himself on a Thursday afternoon. By Monday morning Mr. Okada surprised us with the “YES” and since then we were taken care by Mr.Freddy Basuki.
Kawasaki Motor Indonesia supported us with 3 D-Tracker-X 250s, 2 KLX 250s, and some backup spare parts.
We keep the motorcycle as standard as possible, a minor modification were done only on headlight. We replace the headlight cowl to give some space for our communication devices, handy talky, chargers, cellular and GPS. We added side bag brackets, protection bar and replace the standard tyres with Avon Distanzia. Other than that the KLX and D-tracker X are fully standard.
On a weekend we invited the Kawasaki Motor Indonesia Marketing Director and managers to give a test and camping together on our training ground. You can see on the video how much fun we had.
Kawasaki Motor Indonesia was very happy and proud to be associated with Ring of Fire Adventure no wonder you can see Giovanni’s motorcycle on their exhibition booth at the Jakarta Motor Show November 3rd to 7th 2010. It was such a great honour for all of us.
When we expressed our intention about creating a Ring of Fire product line together with Eiger Adventure, Gurkha etc; the Kawasaki Motor Indonesia response was very positive.
Thank you Kawasaki Motor Indonesia.
INDONESIA EXPLORIDE
Nah saat ini ternyata ada expedisi lain yang sudah berjalan beberapa hari. Yaitu expedisi Indonesia Exploride (http://wd-integrated.com/indonesiaexploride/) yang disponsori oleh pabrikan rokok Djarum yang sudah mulai berangkat dari Jakarta tanggal 20 Febuari 2011. Seperti halnya pembuatan iklan rokok, proyek ini sepertinya menjual keindahan Indonesia, karena tidak boleh menjual rokoknya secara langsung hehe.. akhirnya menjadi menjual dreams, yaitu keliling Indonesia dengan motor GS 800. Kebetulan fotografernya adalah teman ku di frekuensi mobile 144.940 mhz, oom Ditto Anduk.
Foto-2 diambil dari website Indonesia Exploride…

Berangkat dengan gegap gempita, Long Way Down style xixixi

Ini ridernya.. siapa toh namamu mas, nggak pernah bertemu sebelumnya.. emangnya selama ini nongkrong di maneee?

Hah? segini banyak orang yg harus menyiapkan tenda? C'mon.. get a hotel !!

Ceritanya berkemah nih yeee (ceritanya looooh)

Ceritanya sunset (ceritanya loooh)
Nah di sini ada yang aneh, kalau tentang perusahaan rokok menjual mimpi sih oke-2 aja.. tapi menjual motor GS 800 ke kalayak umum dan memaksakan diri untuk menjadikan motor terbaik untuk touring di Indonesia sepertinya silly. Apakah motor ini bisa berjalan mandiri tanpa back up tim lengkap peralatan dan mekanik? Get real…
Jadi tolong di cek lagi apakah benar GS800 yang terbaik untuk melibas medan di Indonesia? Sepertinya ROF lebih bijak yah..

BMW F800 GS, Motor paling tepat untuk turing di Indonesia? GUNDULMU!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar